"Ananda Zahra pandai bunda, walau sering tidak hadir, Ananda bisa
mengikuti pelajaran, tidak tertinggal dengan yang masuk setiap hari"
"Ananda Zahra tidak bisa mengikuti olimpiade sains bunda, karena sering ijin sakit, takutnya tidak bisa mengikuti pelatihannya"
Kurang
lebih itulah yang disampaikan wali kelas anakku, ketika kami bertemu,
saat pengambilan raport semester ganjil.
Iya,
Zahra memang sering kali ijin kalau asmanya kambuh, dan memang ada ijin
khusus dari dokter untuk tidak mengikuti mata pelajaran olahraga dan mengikuti kegiatan yang
berhubungan dengan fisik.
Sejak kecil Zahra memang sudah mengidap sakit asma, bolak balik UGD, apalagi kalau siang hari terlalu banyak aktifitas yang membuatnya lelah, pasti malamnya langsung kambuh. Sudah berganti-ganti dokter untuk konsultasi, semua mengatakan asma tidak bisa disembuhkan, dari beberapa dokter itu ada yang tidak begitu simpatik, membuat saya kapok datang lagi ke sana. Kita membawa anak ke dokter untuk berkonsultasi, menanyakan apa yang tidak kita ketahui, kalau dokternya pelit kasih info, kan bikin males jadinya.
Bulan Mei 2011, Zahra mengikuti kegiatan kemping, yang mengharuskannya menginap di sekolah, sebenarnya aku sudah melarangnya, hanya saja ia memaksa untuk tetap ikut. Akhirnya dengan terpaksa kuperbolehkan ia ikut acara kemping tersebut. Benar saja, ketika ku jemput, wajahnya terlihat pucat, nafasnya tersengal-sengal, aku sudah yakin pasti asmanya kambuh lagi.
Segera ku bawa pulang, sampai di rumah semakin bertambah parah, aku panik karena di rumah memang hanya tinggal berdua dengan Zahra, suamiku bekerja di belahan dunia lain, dan kembali hanya setahun sekali. segera ku hubungi orang tua ku, agar mengantar Zahra ke rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit, langsung di tangani dokter UGD, dan keputusannya harus di rawat. Selama di rumah sakit, Zahra di tangani dokter Susi, dokter spesialis anak yang sangat baik, ramah, dan cantik. Aku sangat nyaman selama Zahra di rawat oleh beliau, penjelasan beliau selalu detail. Pemeriksaan pun dilakukan
dengan seksama.
Ini ketika zahra baru masuk ruang perawatan, di infus dan langsung di uap untuk mengurangi sesaknya
Dokter Susi menyampaikan sama seperti dokter-dokter sebelumnya, kalau asma memang tidak dapat disembuhkan. Kita harus tahu pemicunya, dan hindari sebisa mungkin. Dokter Susi tak segan bercincang langsung dengan Zahra, memberitahu hal-hal yang memang harus dihindari, dan memberikan nasehat, agar Zahra harus bisa mengontrol keinginan untuk melanggar apa yang memang tidak boleh dimakan, atau dilakukan oleh penderita asma. Sebenarnya pencetus atau pemicu untuk setiap orang berbeda-beda, kalau Zahra memang tidak boleh kelelahan dan ada beberapa makanan yang harus dihindari.
Dokter Susi menyarankan agar Zahra mengikuti terapi renang, ini untuk melatih otot-otot pernafasannya. Pada awalnya Zahra tidak mau ikut terapi renang ini. Aku sampai memaksanya. Ia tidak mau juga. Hingga pada saat kunjungan ke dokter Susi, beliaulah yang membujuk Zahra, dengan cara menjelaskan apa pengaruh renang untuk kesembuhannya, kudengarkan perbincangan dokter Susi dengan Zahra, beliau menerangkan dengan tegas, jelas, dan dengan argumen yang membuat Zahra (pastinya) mencerna semua dengan baik.
Hingga akhirnya Zahra mau mengikuti terapi renang. Alhammdullilah setelah rutin mengikuti terapi renang, kekambuhannya jauh berkurang, dulu sempat dalam setahun sampai 3 kali dirawat. Saat ini sudah kurang lebih dua tahun Zahra mengikuti terapi renang, dan sudah banyak sekali perkembangannya. Sudah tidak lagi bolak-balik UGD, saat ini sudah dapat mengikuti kegiatan olahraga, dan sedikit-sedikit bisa memakan coklat yang dulu jadi pencetus asmanya.
Saat ini, Alhamdulillah Zahra sudah mulai pulih, perawatan yang diberikan dokter Susi, membuat Zahra sudah dapat beraktifitas normal lagi. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih, Allah melalui tangan dingin dokter Susi memberikan kesembuhan untuk Zahra. Terima kasih untuk dokter Susi, yang sudah menjadi dokter yang menyenangkan, baik, ramah, dan tidak pelit untuk memberikan keterangan yang super jelas untuk orang tua.