Pages

Monday, May 13, 2013

Jika Kebencian Sudah "Mengunci Hati"

Semua pasti sudah pernah merasakan dibenci ataupun membenci, pernah ga terpikir kenapa si makhluk yang bernama "benci" ini muncul, bahkan kadang tidak diundang, sekonyong-konyong dia hadir. Wuihhh rasanya kalau dia datang, hati tak karuan, pinginnya makan orang saja hehehe apa iya ya sampai segitunya. Yang pasti Saya sendiri sampai saat ini Alhamdulillah sudah beberapa kali didatangi rasa "benci". Kalau bilang belum pernah, kok ya kayak yang munafik ya. Kemungkinan rasa ini pasti sudah mendatangi ke ruang hati setiap orang (kecuali orang yang benar-benar berhati mulia ya).
          
Bicara rasa benci yang mendatangi Saya, dia muncul ketika hati ini lengah, sekelejab, sekelebat terbesit di hati. Alhamdulillah lagi nih (bukan Syahrini lovers!), kerap kali rasa ini muncul, selalu ada bisikan dari lubuk hati terdalam, bisikan yang mengingatkan agar kita tak terjerumus terlalu dalam pada kebencian. Selalu bisikan hati inilah yang menyelamatkan, selalu teringat kebencian bukanlah sesuatu yang menyenangkan.
        
Kalau dibenci orang, sudah pasti semua orang sudah pernah mengalaminya. Benarkan? Gimana Rasanya? Ga menyenangkan, amat sangat menyiksa. Kenapa?
            
Karena ketika orang membenci kita dengan amat sangat, tak ada satupun kebaikan kita di matanya. Semua yang kita lakukan adalah kesalahan, semua tingkah laku kita dianggap tak baik. Dimanapun Ia berada, yang tersebar adalah cerita tentang kita (tentunya bukan cerita kebaikan!). Bisa jadi Ia tetap menjadi sahabat kita, tetap menjalin hubungan yang baik dengan kita, akan tetapi di belakang kita, sebaliknya yang Ia lakukan.
              
Gimana? Sedih ya, teman yang kita anggap baik, teman yang dengan tulus kita sayangi, ternyata Ia malah menyimpan rasa benci di hatinya. Setelah kita mengetahuinya, apa yang kita lakukan? Pergi menjauhinya? Ikut membencinya?
              
Saya pikir jalan terbaik untuk membalasnya adalah dengan tetap menjadi teman untuknya, tentunya setelah mengurangi porsinya, dari sahabat cukup dengan menjadi teman biasa saja. Kita tunjukan, kebencian yang sudah mengunci hatinya, tidak cukup untuk membuka kebencian di hati kita, Karena hati kita dipenuhi oleh berjuta rasa kasih sayang, peduli, dan tentunya selalu ada Allah. Hanya karena Allahlah kita takut menyimpan kebencian di hati. Malu terhadap Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.



Belajar Terus Untuk Ikhlas, 2013

No comments:

Post a Comment