Pages

Monday, May 13, 2013

JUJUR KATA YANG SIMPLE, TAK SESIMPLE MENERAPKANNYA

Jujur! Sedari kecil kita diajarkan orang tua untuk selalu menerapkannya dalam kehidupan kita. Ini pegangan yang tidak bisa di ganggu gugat. Awalnya kita akan kesulitan untuk tidak jujur, akan ada perasaan tidak nyaman, takut, dan sebagainya. Mungkin anak-anak adalah simbol kejujuran ini, setiap orang akan mempercayai semua yang keluar dari mulut si kecil. Hal ini sudah menjadi tak terbantahkan.
                
Ada sebuah cerita, Anis (bukan nama sebenarnya) usianya baru menginjak 6 tahun ini. Anaknya cerdas, pandai bercerita, celotehannya kerap kali membuat Saya terheran-heran. Suatu ketika Ia datang berkunjung, kami seperti biasa saling berbagi cerita (porsi saya lebih banyak mendengarkan tentunya). Tiba-tiba Ia berlari keluar, tak lama kemudian Ia kembali dengan ibundanya, "Bunda, kenapa Anis kok di cubit?" Ibunya bertanya pada Saya, "Dicubit????" Saya kaget, lah tadi kami kan sedang asyik bercerita, kapan bagian saya mencubit? Ini sudah kesekian kali Ia melakukan hal tersebut, berkata yang tidak benar kepada orang tuanya, dannnn orang tuanya selalu mempercayainya. 
                
 Yang paling sering terkena imbasnya kakaknya, dikatakan suka memukullah, suka ngata-ngatain, dan tetap saja orang tuanya percaya. Alhasil kakaknya menjadi musuh no. 1 orang tuanya. Aneh, terkadang tidak habis pikir kenapa Ia menjadi seperti itu, suka melebih-lebihkan cerita, dengan membuat orang lain seolah-olah menyakitinya. Yang lebih lucu terkadang Ia datang berkunjung dengan mengatakan "Bunda, Ibu pinjam panci, untuk masak daging", tentunya Saya heran "memang ibunya ga punya panci?". Setelah dikonfirmasi, ternyata ibunya tidak menyuruhnya melakukan hal tersebut.
                   
 Jujur! Pengaruh orang tua terhadap perkembangan anaknya sangat luar biasa, salah sedikit membuat anak kita bisa tersesat, salah arah. Kalau Saya bisa menyimpulkan, kenapa anak yang masih kecil bisa mengarang cerita bohong, tentunya ada andil orang tua di sana. Sejak awal Ia memulai cerita bohong, orang tua percaya begitu saja, bahkan ketika tahu perkataan anaknya tidak benar, mereka hanya tertawa, tidak ada hukuman, peringatan, kalau perbuatannya itu salah.
                     
 Anak tentunya senang, apa yang Ia lakukan, mendapat "dukungan" dari orang tuanya. Kasihan, kertas polos ini dari awal sudah tertoreh dengan pelajaran ketidakjujuran! Sebagai orang tua tentunya harus terus belajar, menjadi orang tua yang terbaik, bijaksana, dan bisa membawa anak-anak kita kelak ke jalan kebaikan.
                           


#sebuah cerita yang muncul dari rasa prihatin 

2 comments:

  1. NAmanya anak2 ini, harus ditaruh di lingkungan yg bagus yah bun.. soalnya mereka ini lagi demen2nya niru dan niru.. kalo disekelilingnya ngga bener, waahh berat deh.. smeoga kita dimudahkan untuk membesarkan anak2 dengan akhlak yg baik yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaminn Insya Allah, kita akan terus berproses menjadi ibu yang terbaik, pencetak anak2 berakhlak mulia.
      #terima kasih ya bun sudah mau mampir di rmh ku yang masih sederhana ini :)

      Delete