Pages

Thursday, July 11, 2013

Belajar Ikhlas Berbagi

Tolong-menolong sudah menjadi kewajiban dalam kehidupan. Siapa yang diberi kemudahan, selayaknya dapat membantu siapa saja yang berada dalam kesusahan.

Nah, untuk urusan tolong-menolong ini, adakah aturannya?
Sepertinya aturan secara baku, atau undang-undang secara khusus tidak ada, menurutku semua hanya terikat pada urusan hati. Apakah seseorang mau memberikan pertolongan atau tidak? Apakah ada rasa ikhlas atau tidak?

Teruntuk yang mau mendapat pertolongan tentunya juga harus pakai hati, jangan terus-terusan maunya dibantu atau ditolong terus, maksudnya jangan jadi malah keenakan gitu.

Bicara mengenai tolong-menolong ini, seringkali menimbulkan perasaan yang tidak nyaman, apalagi kalau berhubungan dengan saudara dekat. Seringkali hal ini membuat hati jengkel. Bukan berarti tidak mau membantu saudara, atau tidak mau berbagi, yang terjadi malahan membuat hati jadi jengkel terus-menerus.

Penyebab kejengkelan ini adalah, seringkali orang, ketika kesusahan barulah datang menemui kita, menelpon, bahkan sms bertubi-tubi. Meminta bantuan yang sering kali sulit untuk ditolak, karena pada dasarnya Aku susah sekali melihat orang yang kesusahan apalagi saudara. Kejadian ini terjadi berulang kali, kesusahan datang menemuiku, kesusahan lagi, datang lagi!

Lama-lama kuperhatikan kok seperti ada modus. Ketika susah saja datang menemuiku, lah giliran senang-senang sendirian. (Loh jadi minta imbalan gitu ya?)
Bukan tentunya bukan meminta imbalan, hanya saja kok ya jadi seperti dimanfaatkan. Seharusnya kan silahturahmi itu selalu terjalin, mau keadaan susah ataupun senang. Jadi silahtuhrahmi tidak dijalin saat-saat ada kesusahan saja.

Ya Allah, semoga keluh kesah ini tidak serta merta menjadikan hamba orang yang tidak bisa ikhlas berbagi.
Semoga Engkau senantiasa memberi keluasan hati untukku, agar tetap ikhlas berbagi. Apapun situasinya, apapun balasannya, Amin.




No comments:

Post a Comment