Pages

Sunday, July 21, 2013

Kenapa Masih Saja Ada Yang Senang Lempar Batu Sembunyi Tangan?

Kemarin karena ada kesalahan aku mendapat teguran dari atasan, sebenarnya ini bukan hanya kesalahan ku, aku terima saja mendapat omelan, aku mengaku salah dan meminta maaf, selesai! Atasan menerima maafku dan semua kembali berjalan normal.

Alangkah terkejutnya, ketika mendengar temanku yang juga mendapat teguran melemparkan semua kesalahan padaku. Padahal pada masalah ini ada tiga orang yang terlibat, dan Ia melemparkan semua tanggung jawab padaku. Aneh! Kalau saja aku mau, tadi aku akan menjelaskan semua pada atasanku, bisa saja aku melempar kesalahan pada kedua temanku, karena merekalah yang menangani langsung masalahnya dan yang membuat keputusan salah. Ketika semua masalah terjadi aku tidak ada di tempat.

Aku tidak berbuat hal itu, karena merasa ada sedikit andil, aku ikut sedikit menyumbang ide. Dan aku tidak menyalahkan siapapun, karena memang sudah jelas kami bertigalah yang salah.

Ini kejadian kesekian kali, rekan kerja ini sangat senang melempar kesalahan yang sudah diperbuatnya kepada orang lain. Ia selalu cuci tangan. Sudah banyak masalah yang di buatnya, dan yang menyelesaikanya kami-kami ini.

Seharusnya ketika kita merasa bersalah, atau sudah berbuat salah, jujurlah mengakuinya. Dengan mengakuinya tidak serta merta akan membuat kita jadi orang yang terhina. Kita tentunya bisa belajar dari kesalahan kita, agar ke depannya menjadi lebih baik.

Dari kesalahan-kesalahan kecillah kita bisa belajar untuk menjadi yang terbaik.


4 comments:

  1. Orang yang suka melempar batu sembunyi tangan tidak mendapatkan pelajaran penting dari kesalahannya; ia akan terjerumus semakin jauh ke dalam lorong jiwa yang kerdil dan penyakitan. Kasihan sungguh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang seperti itu ya, aaminn

      Delete
  2. hehehehe...saya tahu rasa diposisi itu mbak. Dongkol, jengkel, beragam perasaan campur aduk
    Ah, semoga ini jadi pelajaran buat kita *saya sih terutama. Apalagi saya ini orangnya gak terlalu pintar jga emosi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget Mba Yulia, terkadang saya juga suka lupa kontrol emosi, Insya Allah dapat kita jadikan pelajaran agar kita tak menjadi orang yang berperilaku serupa.

      Delete